- Indonesia-Turki Teken MoU Pengadaan Jet Tempur generasi ke-5 Turki
- Kolaborasi Gemala Group - ECE Memperkuat Budaya hingga Hubungan Bisnis antara Turki & ASEAN
- TurkIndoCham Business Tour pada Event Colors of the World di Istanbul, Turki
- Utusan Presiden RI, Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus, di Roma
- Gempa Guncang Turki 6,2 Magnetudo
- Pimpinan Umat Katolik, Tutup Usia
- Profesor Sinan Yegul, diangkat Sebagai Wakil Presiden Bidang Hubungan Internasional, ASEAN Internasi
- Presiden Prabowo Mengaku Grogi saat Pidato di Depan Parlemen Turki
- Anindya Bakrie: KADIN Indonesia, Tergetkan Perdagangan Indonesia-Turki Mencapai 10 Miliar Dolar AS
- Usai Lawatan di Abu Dhabi, Presiden Prabowo Bertolak ke Ankara
Emas Bangkit Lagi Dibantu The Fed, Harga ke US$2700, Sempat di Hancurkan Trump

Jakarta - Pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) memberikan gairah bagi harga emas lantaran indeks dolar (DXY) turun.
Melansir Refinitiv, pada akhir perdagangan kemarin, Kamis (7/11/2024) harga emas dunia (XAU) berakhir menguat 1,80% ke posisi US$ 2.706,99 per troy ons.
Baca Lainnya :
- Wamendag RI pada Perundingan Indonesia-Canada CEPA0
- Serangan Hizbullah Mengubah Haifa di Israel Menjadi Kota Hantu, Bisnis Zionis Berangsur Mati0
- Turki Melarang Laga Liga Europa Di antara Besiktas Dan Club Israel Maccabi Tel Alviv0
- Prabowo Bertolak ke China Kunjungan Kenegaraan Perdana Hari Ini0
- Bisakah Donald Trump Penuhi Janji Pada Khabib, Hentikan Peperangan Israel-Palestina0
Apresiasi tersebut menjadi bukti bahwa harga emas berhasil rebound setelah pada tengah pekan ini anjlok 3% usai pernyataan kemenangan Donald Trump atas pemilu AS.
Beralih pada Jumat hari ini (8/11/2024) sampai pukul 05.30 WIB, harga emas dunia masih berjuang bertahan di posisi US$ 2.703,64, meskipun sedikit koreksi 0,12% dari pembukaan.
Harga emas kembali bangkit berkat indeks dolar AS (DXY) yang kembali melandai berkat efek pemangkasan suku bunga yang kembali digulirkan oleh the Fed.
Sebagai catatan, The Fed kembali memangkas suku bunga acuan dengan besaran 25 basis points (bps) menjadi 4,50-4,75% pada Kamis waktu AS atau Jumat dini hari waktu Indonesia.
Pemangkasan sebesar 25 bps ini adalah kali kedua yang dilakukan The Fed dalam dua pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) secara beruntun. Sebelumnya, The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 bps pada September lalu. Dengan demikian, suku bunga The Fed sudah dipangkas 75 bps.
Seperti diketahui, The Fed mengerek suku bunga sebesar 525 bps sejak Maret 2022 hingga Juli 2023. Mereka kemudian menahan suku bunga di level 5,25-5,50% pada September 2023-Agustus 2024 atau lebih dari setahun.
Berkat pemangkasan suku bunga DXY pun kembali melandai. Pantauan CNBC Indonesia sampai dengan penutupan perdagangan kemarin Kamis (7/11/2024) indeks dolar AS telah melandai sebesar 0,75% dalam sehari ke posisi 104,33, semakin menjauhi posisi tertinggi sejak awal Juli 2024.
Perlu diketahui bahwa biasanya pergerakan DXY itu sering berlawanan dengan harga emas. Hal ini karena jika dolar semakin murah, maka emas menarik untuk dibeli lantaranya harganya semakin terjangkau.
Emas sempat ambruk pada perdagangan Rabu dipicu oleh kekhawatiran pasar akan dampak kemenangan Trump.
Seperti diketahui, Trump memenangi pilpres AS dengan mengalahkan pesaingnya Kamala Harris.
Analis StoneX, Rhona O'Connell, kemenangan Trump akan membuat dolar menguat. Kondisi ini tentu berdampak buruk kepada emas. Seperti diketahui, pembelian emas dikonversi dalam dolar sehingga dolar yang menguat akan membuat emas semakin tidak terjangkau untuk dibeli.
Kemenangan Trump juga menghapus adanya risiko dari ketidakpastian politik di AS.
Indeks dolar terbang ke 105,088 pada perdagangan kemarin. Posisi tersebut adalah yang tertinggi sejak 9 Juli 2024 atau lebih dari tiga bulan.
