Gelombang Masa As, Gelar Aksi Menentang Kebijakan Pemerintahan Presiden Trump

By Icu Bransky 06 Apr 2025, 14:54:12 WIB International
Gelombang Masa As, Gelar Aksi Menentang Kebijakan Pemerintahan Presiden Trump

Keterangan Gambar : Ribuan orang berbondong-bondong ke Monumen Washington saat protes dimulai (Anadolu Agency)


Jakarta - Sejak politikus Partai Republik tersebut resmi dilantik sebagai Presiden AS ke-47, Trump dalam pemerintahannya banyak kontroversial salah satunya kebijakannya terkait 'perang tarif'.

Terkait Penerapan Tarif Resiprokal Amerika Serikat, pada tanggal 2 April 2025 kemarin, Presiden Amerika Serikat secara resmi telah mengenakan tarif resiprokal ke negara mitra dagangnya. Kebijakan Tarif resiprokal AS ini akan berlaku mulai tanggal 9 April 2025. 

Setidaknya lebih dari 1500 masa menggelar demonstrasi di seluruh wilayah Amerika Serikat (AS). Pemicu aksi tersebut tak lain merupakan protes terhadap kebijakan tarif Presiden Donald Trump dan mitra Miliardernya Elon Musk sejak pemerintah meluncurkan upaya cepatnya untuk memberi cap konservatif pada pemerintah.

Baca Lainnya :

Dilansir kantor berita AFP, Minggu (6/4), para penentang beberapa kebijakan kontroversial Presiden dari Partai Republik itu, mulai dari pemangkasan jumlah staf pemerintah hingga tarif perdagangan dan pengikisan kebebasan sipil. Ribuan masa keluar menggelar aksi di Washington, New York, Houston, Florida, Colorado, dan Los Angeles pada Sabtu (5/4) waktu setempat.

"Saya sangat marah, saya sangat marah, sepanjang waktu, ya. Sekelompok pemerkosa kulit putih yang memiliki hak istimewa mengendalikan negara kita. Itu tidak bagus," kata seorang pelukis di New York, Shaina Kesner, yang bergabung dengan kerumunan demonstran yang berdemo di jantung kota Manhattan.

Di Washington, ribuan demonstran yang datang dari seluruh Amerika Serikat berkumpul di National Mall, mengelar aksi yang sama menentang dan protes terhadap kebijakan tarif Trump.

"Kami memiliki sekitar 100 orang yang datang dengan bus dan van dari New Hampshire untuk memprotes pemerintahan yang keterlaluan ini (yang) menyebabkan kita kehilangan sekutu di seluruh dunia, dan menyebabkan kehancuran bagi orang-orang di sini di tanah air," kata Diane Kolifrath (64), seorang pemandu wisata sepeda.

"Mereka menghancurkan pemerintahan kita," imbuhnya.

Sementara di Los Angeles, ribuan masa gelar aksi menentang pemerintahan Trump, satu dari ribuan masa terlihat seorang wanita berkostum menyerupai karakter dari novel dystopian "The Handmaid's Tale" melambaikan bendera besar AS dengan pesan "Keluar dari rahimku," yang merujuk pada kebijakan anti-aborsi Trump.

Pada protes di Stamford, Connecticut, Sue-ann Friedman, demonstran berusia 84 tahun, membawa tanda buatan tangan berwarna merah muda cerah yang berisi penolakan terhadap langkah pemerintah untuk memangkas dana penelitian medis.

Unjuk rasa bahkan meluas ke beberapa ibu kota Eropa, tempat para demonstran menyuarakan penentangan terhadap Trump dan kebijakan perdagangannya yang agresif.

"Apa yang terjadi di Amerika adalah masalah semua orang," kata Liz Chamberlin, seorang warga negara AS-Inggris kepada AFP dalam sebuah unjuk rasa di London, Inggris.

Di Berlin, Jerman, pensiunan berusia 70 tahun, Susanne Fest mengatakan Trump telah menciptakan "krisis konstitusional," seraya menambahkan, "Orang itu gila."

"Itu kegilaan ekonomi... Dia akan mendorong kita ke dalam resesi global," ujarnya.

Sebelumnya, Organisasi yang beranggotakan negara-negara Eropa memanuver kebijakan AS. Uni Eropa memperingatkan kepada Presiden Amerika Serikat, Donald Trump terkait perang tarif yang digencarkan.




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment