Jakarta - Saat para suami membahas keamanan dan pertahanan, para istri fokus pada isu kemanusiaan, sosial, dan pendidikan.

Itulah yang terjadi di Ankara, Turki, ketika rombongan Presiden Suriah datang berkunjung.

Baca Lainnya :

• Negara-negara Arab Kecam Trump Ingin Kuasai Gaza0
• Donald Trump Akan Ambil Alih Gaza 0
• Trump Menghentikan Tarif terhadap Meksiko dan Kanada, tetapi tidak untuk China0
• Malaysia Mulai Penyelidikan atas Insiden Penembakan WNI 0
• Amerika Serikat Mundur dari Perjanjian Paris, RI dalam Dilema0

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan, menyambut kedatangan Presiden Sementara Suriah, Ahmad al-Sharaa, di Istana Kepresidenan di Ankara, Turki, pada Selasa (4/2).

Dalam konferensi pers bersama, Al-Sharaa menyampaikan bahwa Turki dan Suriah sedang merancang "strategi bersama" untuk mengatasi ancaman keamanan yang mengganggu kedua negara.

"Kami membahas ancaman-ancaman yang dapat menghambat persatuan wilayah Suriah, khususnya di bagian timur laut," kata Al-Sharaa, dilansir Euronews.

Sementara itu, para Ibu Negara juga mengadakan pertemuan di ruangan terpisah.

Mengutip Anadolu Agency, istri Recep Tayyip Erdoğan, Emine Erdoğan, menyambut Latifa al-Daroubi, istri Ahmad al-Sharaa, di Wisma Negara di Kompleks Kepresidenan.

Keduanya berbagi pandangan tentang bantuan kemanusiaan, solidaritas sosial, pemberdayaan perempuan, serta peran penting pendidikan.

Mereka juga membahas langkah-langkah konkret yang bisa dilakukan oleh Turki dan Suriah untuk membantu perempuan dan anak-anak, yang paling terkena dampak akibat perang.

Al-Daroubi menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Turki atas dukungan yang diberikan dalam proses rekonstruksi Suriah.

Emine Erdoğan kemudian membagikan rincian pertemuan tersebut melalui platform media sosial X.

"Saya merasa sangat terhormat menyambut Ibu Latifa al-Daroubi, istri terhormat Presiden Sementara Suriah, dalam kunjungan resminya ke negara kita hari ini," tulisnya pada Selasa.

"Kami memiliki kesempatan untuk membahas sejumlah isu penting, termasuk bantuan kemanusiaan, solidaritas sosial, pemberdayaan perempuan, dan peran pendidikan."

"Kami secara khusus membahas langkah-langkah yang bisa kita ambil bersama untuk mendukung perempuan dan anak-anak, yang merupakan korban paling parah dari konflik perang di seluruh dunia."

"Saya menegaskan bahwa kami tetap mendukung rakyat Suriah dalam proses membangun kembali negara mereka, seperti yang selalu kami lakukan di masa lalu."

"Saya percaya masa depan yang damai dan stabil akan menjadi hasil dari upaya bersama."

"Saya berharap setiap langkah yang diambil di jalur ini akan memberikan harapan abadi bagi rakyat di kawasan tersebut."