- Indonesia-Turki Teken MoU Pengadaan Jet Tempur generasi ke-5 Turki
- Kolaborasi Gemala Group - ECE Memperkuat Budaya hingga Hubungan Bisnis antara Turki & ASEAN
- TurkIndoCham Business Tour pada Event Colors of the World di Istanbul, Turki
- Utusan Presiden RI, Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus, di Roma
- Gempa Guncang Turki 6,2 Magnetudo
- Pimpinan Umat Katolik, Tutup Usia
- Profesor Sinan Yegul, diangkat Sebagai Wakil Presiden Bidang Hubungan Internasional, ASEAN Internasi
- Presiden Prabowo Mengaku Grogi saat Pidato di Depan Parlemen Turki
- Anindya Bakrie: KADIN Indonesia, Tergetkan Perdagangan Indonesia-Turki Mencapai 10 Miliar Dolar AS
- Usai Lawatan di Abu Dhabi, Presiden Prabowo Bertolak ke Ankara
Penggerebekan Terbesar FBI Dalam Sejarah Sita 150 Bom Rakitan di Virginia
.jpg)
Keterangan Gambar : Foto Anadolu
Jakarta - Penggerebekan terhadap sebuah kompleks pertanian di Virginia, Amerika Serikat oleh Agen federal (FBI), menghasilkan sebuah temuan besar, lebih dari 150 alat peledak di sita pada bulan lalu dan penemuan tersebut sebagai hasil penyitaan terbesar dalam sejarah FBI.
FBI meringkus Brad Spafford (36) pada 17 Desember 2024, dari informasi yang di dapat terkait penimbunan senjata di properti seluas 20 hektar (8 hektar) milik pelaku yang berhasil diamankan, demikian menurut laporan pengadilan yang dirilis Senin (30/12).
Baca Lainnya :
- Ditahun Baru Erdogan janjikan perdamaian di Suriah dan Palestina0
- Israel serang Gaza pada Tahun Baru, Korban Tewas Bertambah 0
- 10 Tewas dalam Insiden Mobil Tabrak Kerumunan di New Orleans0
- Turkiye Gelar Aksi Solidaritas Untuk Palestina Perdana di Awal Tahun 0
- Berikan Kepastian Hukum terhadap Tanah Wakaf dan Rumah Ibadah0
Jaksa penuntut umum menyatakan Spafford memiliki pandangan politik ekstrem sebagaimana yang ia tunjukkan melalui dukungan terhadap pembunuhan tokoh politik dan menjadikan foto Presiden AS Joe Biden sebagai sasaran latihan tembak.
Dokumen pengadilan hari Senin mengungkapkan bahwa para agen menemukan bom pipa di beberapa lokasi, termasuk garasi terpisah dan tas ransel yang tidak diamankan di kamar tidur.
Sejumlah alat peledak diberi tanda bertuliskan "mematikan" atau "bahaya", sementara bahan peledak yang tidak stabil ditempatkan di sebuah stoples dengan peringatan "jangan sentuh" di lemari pendingin Spafford yang juga diisi makanan.
Spafford didakwa atas tuduhan kepemilikan ilegal senapan laras pendek yang tak terdaftar, sementara dakwaan terkait kepemilikan bahan peledak akan ditetapkan kemudian.
Meskipun penasihat hukum Spafford meminta supaya kliennya dibebaskan, jaksa setempat teguh pendirian bahwa sang tersangka dapat menimbulkan ancaman besar bagi masyarakat.
Penyidikan terhadap Spafford bermula menurut laporan seorang tetangganya. Spafford juga dilaporkan kehilangan tiga jari pada tangan kanannya dalam kecelakaan saat menangani bahan peledak pada 2021.
Sumber: Anadolu
