- Indonesia-Turki Teken MoU Pengadaan Jet Tempur generasi ke-5 Turki
- Kolaborasi Gemala Group - ECE Memperkuat Budaya hingga Hubungan Bisnis antara Turki & ASEAN
- TurkIndoCham Business Tour pada Event Colors of the World di Istanbul, Turki
- Utusan Presiden RI, Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus, di Roma
- Gempa Guncang Turki 6,2 Magnetudo
- Pimpinan Umat Katolik, Tutup Usia
- Profesor Sinan Yegul, diangkat Sebagai Wakil Presiden Bidang Hubungan Internasional, ASEAN Internasi
- Presiden Prabowo Mengaku Grogi saat Pidato di Depan Parlemen Turki
- Anindya Bakrie: KADIN Indonesia, Tergetkan Perdagangan Indonesia-Turki Mencapai 10 Miliar Dolar AS
- Usai Lawatan di Abu Dhabi, Presiden Prabowo Bertolak ke Ankara
Salah Satu Anggota Tetap BRICS Tetap Menggunakan Dolar AS

Jakarta - Di bawah kepemimpinan Rusia, BRICS terdiri dari lima negara, yaitu: Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan. Selain itu, ada beberapa negara yang menjadi mitra atau telah mengajukan permohonan untuk bergabung dengan BRICS, di antaranya lebih dari 30 negara di seluruh dunia. Mereka melihat dengan minat yang sangat potensial yang akan meningkatkan posisi geopolitiknya dan memperluas pengaruh ekonominya, utamanya di pasar non-barat di Asia-Pasifik, Afrika, dan Amerika Latin.
Namun, ada pernyataan mengejutkan dari 'Rumah bagi Taj Mahal'. Salah satu anggota tetap BRICS. India telah menyatakan akan merangkul Donald Trump serta memilih menggunakan dolar AS ketimbang mata uang dari blok yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan.
Baca Lainnya :
- Menteri Luar Negeri Turkiye, Tegaskan Komitmen Dukungan Terhadap Suriah 0
- The Straits Times merilis 10 Pemimpin Dunia Yang Bakal Berpengaruh di Tahun 20250
- Bandara Internasional Suriah kembali Beroperasi0
- Serangan Israel dalam 24 jam menewaskan 59 warga Palestina.0
- Teror Penembakan di Washington DC, dilaporkan Korban Mengalami Luka Tembak0
Seperti diketahui, ancaman Presiden terpilih Donald Trump terhadap BRICS agar tetap bertransaksi gunakan dolar AS. Trump mengancam akan mengenakan tarif 100 persen terhadap negara-negara BRICS jika mereka tidak membatalkan rencana untuk menggunakan mata uang alternatif selain dolar AS.
Dikutip dari laporan media setempat, dengan terpilihnya Trump sebagai Presiden As, India menyatakan keinginan kerja sama untuk memperkuat hubungan ekonomi dengan Amerika dan Barat.
Hubungan kedekatan India dengan Trump, menjadi faktor utama dalam langkah tersebut. India membutuhkan Amerika dalam sektor TI, perbankan, dan perdagangan.India membutuhkan dukungan dolar AS karena rupee jatuh ke titik terendah baru. Mata uang milik BRICS diyakini dapat merusak prospek India untuk menjadi ekonomi terbesar ketiga di dunia.
Menteri Luar Negeri India S Jaishankar telah berulang kali mengatakan bahwa negara itu tidak menentang dolar AS. Ia menegaskan bahwa India akan bekerja sama erat dengan AS dan tidak merusak prospek dolar. Ketidaksesuaian dengan arah ekonominya dinilai membuat India terkesan enggan mengikuti agenda pembentukan mata uang bersama BRICS.
Di sisi lain, mata uang BRICS dinilai hanya akan menguntungkan China - Rusia yang menjadi pemimpin blok tersebut. Seperti diketahui, di mana Rusia dalam tahap di bawah tekanan sanksi Barat. China dan AS tengah bersaing ekonomi di tingkat ekonomi.
