- Indonesia-Turki Teken MoU Pengadaan Jet Tempur generasi ke-5 Turki
- Kolaborasi Gemala Group - ECE Memperkuat Budaya hingga Hubungan Bisnis antara Turki & ASEAN
- TurkIndoCham Business Tour pada Event Colors of the World di Istanbul, Turki
- Utusan Presiden RI, Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus, di Roma
- Gempa Guncang Turki 6,2 Magnetudo
- Pimpinan Umat Katolik, Tutup Usia
- Profesor Sinan Yegul, diangkat Sebagai Wakil Presiden Bidang Hubungan Internasional, ASEAN Internasi
- Presiden Prabowo Mengaku Grogi saat Pidato di Depan Parlemen Turki
- Anindya Bakrie: KADIN Indonesia, Tergetkan Perdagangan Indonesia-Turki Mencapai 10 Miliar Dolar AS
- Usai Lawatan di Abu Dhabi, Presiden Prabowo Bertolak ke Ankara
Surat Kabar Harian Israel Haaretz Terancam Diboikot Pemberitaan Kritis

Keterangan Gambar : Foto Ilustrasi Surat Kabar Haaretz
Jakarta - Kembali para insan media diperkusi dan di intimidasi karena pekerjaan mereka. Kali ini Surat kabar senior Israel Haaretz pada hari Minggu (24/11) Middle East Eye melaporkan bahwa pemerintah Israel berencana untuk menghentikan komunikasi, dan menarik iklan yang didanai oleh pemerintah dari kantor redaksi Haaretz karena sebuah pemberitaan perang brutal Israel di Gaza.
Pemerintah Israel pada Minggu, (24/11) resmi menyetujui sebuah proposal yang mengarahkan semua organisasi yang didanai pemerintah untuk menghentikan komunikasi dengan Haaretz dan menarik iklan dari surat kabar tersebut
Baca Lainnya :
- NATO Akan Temui Erdogan Bahas Perang di Ukraina dan Krisis Timur Tengah 0
- Jadi Buronan ICC, Mantan Menhan Israel Kabur ke Amerika. Mungkinkah Bisa Ditangkap? 0
- Presiden Erdogan Kecam Israel atas Kebrutalan terhadap Warga Palestina0
- Presiden Erdogan: Turkiye akan bekerja di salah satu tambang emas Niger tahun depan0
- Puluhan Tersangka Judol Berhasil Diamani, Salah Satu dari Mereka Keponakan Mantan Presiden Megawati0
Pemerintah Israel mengatakan bahwa keputusan tersebut dipicu oleh pemberitaan yang kritis banyak artikel yang telah membuat buruk citra legitimasi negara Israel dan haknya untuk mempertahankan diri, dan terutama pernyataan yang dibuat di London oleh penerbit Haaretz, Amos Schocken, yang mendukung terorisme dan menyerukan untuk menjatuhkan sanksi terhadap pemerintah.
Harian berhaluan kiri tersebut mengatakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menyetujui proposal tersebut, tetapi pada awalnya tidak ada konfirmasi dari pemerintahannya.
Latar belakangnya adalah pidato yang disampaikan oleh penerbit Haaretz, Amos Schocken, di London bulan lalu, di mana ia mengkritik tajam pemerintah Israel karena memaksakan rezim apartheid yang kejam terhadap penduduk Palestina.
Tak hanya itu, Schocken juga mendukung pada kemerdekaan Palestina, dan menyebut Israel sebagai teroris.
Surat kabar tersebut telah lama mengkritik kebijakan Netanyahu.
Menteri Informasi Schlomo Karhi sebelumnya menyerukan agar pemerintah memboikot surat kabar tersebut, dengan menuduhnya melakukan propaganda.
Menanggapi hal ini, Haaretz mengutuk keputusan Israel tersebut dan menggambarkannya sebagai "langkah lain dalam perjalanan Netanyahu untuk menghancurkan demokrasi Israel".
Haaretz merilis sebuah pernyataan pada Minggu (24/11) "Resolusi oportunis untuk memboikot Haaretz, yang disahkan dalam pertemuan pemerintah hari ini tanpa tinjauan hukum, adalah langkah lain dalam perjalanan Netanyahu untuk menghancurkan demokrasi Israel".
Netanyahu berusaha membungkam surat kabar yang kritis dan independen.
